Cuma Bisa Ekspor Bahan Mentah, Pantas Rupiah Terpuruk

Sumber: Metrotv News

Metrotvnews.com, Jakarta: Gerak rupiah masih seperti permainan ular tangga yang belum mendapat kesempatan mendapat tangga untuk memperbaiki kinerja mata uang Garuda tersebut.

Mengutip Bloomberg, pagi ini gerak rupiah terus melemah dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada hari sebelumnya, yakni berada pada posisi Rp13.197 per USD atau turun 15 poin dari Rp13.182 per USD.
Melihat kondisi yang semakin lemah tersebut, Ekonom Senior Didik J Rachbini mengungkapkan, hal ini karena pemerintah terlalu menyepelekan depresiasi mata uang rupiah. Ditambah, dengan defisit neraca perdagangan Indonesia yang tak kunjung baik meski sudah berganti kepala pemerintah sejak Oktober 2014 lalu.

“Transaksi berjalan kita minus, ekspor barang kita enggak cukup untuk impor barang. Jadi ini pertama kalinya, setelah empat dekade itu neraca perdagangan defisit,” ujar Didik, usai hadiri diskusi Perkembangan Infrastruktur Indonesia dan Negara Berkembang, di Menara Kadin, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/3/2015).

Menurut dia, defisit neraca perdagangan terjadi karena Indonesia hanya mampu mengekspor bahan mentah atau raw material. Padahal jika diolah lebih lanjut, komoditas-komoditas yang dimiliki Indonesia dapat melejitkan gerak rupiah di hadapan mata uang negeri Paman Sam.

“Kita hanya mampu ekspor bahan mentah seperti kakao, batu bara atau pun sawit. Itu turun harganya di pasar nasional. Karena itu kita harus mencoba mengatasi masalah ekspor ini,” harap dia.

Didik menambahkan, minimnya kebijakan untuk melindungi industri dalam negeri menyebabkan produk impor membanjiri Tanah Air. Hal ini, sebut dia, membuat industri dalam negeri terguncang dan bahkan mati.

“Kita harus ingatkan pemerintah supaya tidak main-main (terhadap pelemahan rupiah). Jangan dikira bahwa ini aman. Kita ini para ekonom tahu masalah strukturalnya. Secara sistematis, harus bisa diselesaikan, harus ada paket yang clear dari Pemerintah untuk mengatasi (pelemahan rupiah) ini,” pungkas Didik.

Leave a reply

Your email address will not be published.

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>

CAPTCHA *